Berita Kota Bukittinggi

Gali Peluang Pengembangan Kerajinan di Bukittinggi, Dekranasda Lakukan Studi Komparatif Usaha Anyaman Kombuik Mansiang Taratak




Mengemban fungsi dan peran dalam pengembangan usaha produk kerajinan Kota Bukittinggi, pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bukittinggi, Jumat (17/09/2021), melakukan studi komparatif ke Usaha Anyaman Kombuik Mansiang Labuan Jaya di Jorong Taratak, Kanagarian Kubang, Kecamatan Guguak, Kabupaten 50 Kota.

Rombongan Dekranasda yang dipimpin Ketua Umum Dekranasda Ny.Fiona Erman Safar, disambut hangat oleh Camat Guguak, yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan Guguak Suhardi, bersama TP PKK Kecamatan Guguak, Walinagari Kubang Zulefdi, Kepala Jorong Taratak dan perangkatnya serta masyarakat Jorong Taratak.

Ny. Fiona Erman Safar mengatakan, dalam rangka meningkatkan peran Dekranasda Kota Bukittinggi dalam pengembangan usaha produk kerajinan di Kota Bukittinggi, termasuk kesejahteraan pelaku bisnisnya yang pada umumnya Industri Kecil Menengah (IKM) serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Dekranasda merasa  perlu melakukan proses belajar lebih banyak dengan melakukan studi perbandingan ataupun studi tiru ke tempat-tempat yang dinilai telah sukses mengembang usaha produk kerajinan.

Lebih lanjut Ny. Fiona sebutkan, Dekranasda merupakan perpanjangan Dewan Kerajinan Nasional atau Dekranas, yang tujuan pembentukannya, antara lain, menggali, mengembangkan dan melestarikan kerajinan di daerah, serta membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan di bidang industri kerajinan di daerah. 

Ada 7 (tujuh) jenis produk kerajinan yang berada dalam pembinaan Dekranasda, sebut Ny. Fiona Erman Safar. Ketujuh jenis produk kerajinan itu adalah: kerajinan keramik/tanah liat, serat alam, tekstil, kayu-kayuan, batu-batuan, logam, dan jenis kerajinan material alam lainnya.

Pelaksanaan studi komparatif Dekranasda tersebut juga diikuti oleh Wakil Ketua Umum Dekranasda Kota Bukittinggi Ny. Eva Marfendi, Sekretaris Deskranasda, Tati Yasmarni, para Ketua Bidang dan anggota pengurus lainnya.

Di lokasi studi, pengurus Dekranasda saling berbagi informasi dan saran bagaimana mengembangkan kombuik mansiang. Kombuik merupakan sejenis tas anyaman, sebutan untuk produk anyaman mansiang Taratak yang bentuknya sudah umum dan dikenal sejak lama oleh masyarakat Sumatera Barat. Bentuknya beraneka ragam seperti, kombuik bulek, kombuik kotak/petak, kombuik cibia, kombuik picak, sumpik nasi (kantong nasi) dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan itu, juga terjadi diskusi antara pengurus Dekranasda dengan perajin kombuik mansiang Taratak. Salah satu topik yang mencuat adalah tantangan yang dihadapi produk kerajinan kombuik di pasaran nasional bahkan internasional.

"Untuk menembus pasar nasional dan internasional sebagai barang handycraft (kerajinan), produk kombuik harus jelas dan sama spesifikasi ukuran dan bahan bakunya. Sementara, kerajinan mansiang ini sangat terpengaruh dengan cuaca, malam, siang, yang mengakibatkan ukuran kombuik tidak sama persis," ujar Linda Purnama yang juga disainer kota Bukittinggi. 

Ketua Dekranasda Ny. Fiona Erman Safar menyarankan agar perajin kombuik dapat menerima saran tersebut dan mampu menghadapi tantangan yang muncul. "Produk yang laris itu (adalah) yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kita akan jalin kerjasama. Produk diambil dari Taratak, sementara UMKM Bukittinggi yang memasarkan. Jadi, setiap pihak dapat benefit," jelas Ny. Fiona.

Selepas melakukan studi komparatif di Jorong Taratak, rombongan melanjutkan perjalanan untuk melakukan kaji banding kerajinan bordir ke Galeri Rancak di Nagari Koto Tangah Simalanggang, Kabupaten 50 Kota. Di Galeri tersebut, rombongan Dekranasda tidak saja mendapati hasil kerajinan berupa bordir, namun juga ragam produk lainnya dari UMKM setempat, seperti produk makanan ringan. (Kominfo)

 

Foto: dokumentasi Dinas Kominfo 

LINK DIREKTORI